Segelintir Kenangan di Seker M
Foto ini saya ambil pada saat-saat terakhir sebelum seker pindah ke tempat sekarang. “Kasian, mau digusur ya,” cemooh pekerja bangunan yang ada di belakang saya. Hmmm… dia tidak tahu, berapa banyak kenangan yang ada di bangunan yang unik itu…
Saya ingat, kalau rapat, pantat-pantat yang nangkring di jendela bukan pemandangan yang aneh. Meja di pinggir ruangan pun bisa jadi tempat pilihan untuk duduk. Maklum, ruangan seker sempit, tak seluas seker sekarang… Seru dan hangat… itu kesan yang masih saya ingat.
Tapi itu belum seberapa. Yang lebih seru adalah ketika WS diselenggarakan. Ada 4 tim yang berangkat bulan Juli 1997. Tiga tim yaitu mountaineering Balease, caving Mangkalihat dan orad Kalaena berangkat dalam waktu yang bersamaan. Satu tim lagi, diving Riung, berangkat cuma selang beberapa hari dari yang lain. Di mana lagi persiapan dilakukan kalau bukan di seker. Tambah sempit? Sudah pasti! Apalagi saat packing makanan. Wuih… seru!
Saya ingat, ada banyak jalan menuju seker. Yang paling umum ialah cara normal lewat tangga, atau melipir lewat atas, di samping diding yang membatasi tanah unpar. Cara ke dua paling sering dipakai, karena merupakan jalan pintas walaupun jalan tanah ini amat sempit dan licin kala hujan. Walau cepat, cara ini pula yang paling banyak memakan ‘korban’. Saya masih ingat, beberapa orang sempat tergelincir ke bawah. Setelah itu, saya yang jadi korban… hahaha. Untung waktu itu tangan saya sempat meraih bambu yang tertancap ke tanah… fiuhh…
Di seker ini pula saya pertama kali tau bagaimana menggebuk gendang dangdut biar suara ‘dut’ nya keluar. Bucay yang jadi gurunya. Saya, dan beberapa amwa lainnya latihan lagu dangdut sambil menunggu mobil-mobil lainnya datang saat pulang dari Sukabumi dalam rangka caving tahap tiga. Tangan saya sampai pegal waktu itu. Tapi ada yang lebih parah. Keesokan paginya, ternyata ada yang tangannya blister karena terlalu hot mengecrek tamborin! Hahaha… Ternyata bukan diklat aja yang bisa bikin tangan blisteran.
Tempat favorit saya dan Ira, adalah balkon atas. Di sana ada bendera mahitala dalam ukuran besar yang seingat saya sudah agak mengelupas gambarnya. Tempat ini paling enak untuk tidur2an di veldbed, main kartu, main karambol… dan juga rapat kecil. Di situ pula dengan hebohnya kita berdua sering iseng menggoda cewek-cewek fisip dengan dandanan centil yang mau naik mobil yang sedang parkir. SUIT SUIW... Dan kita pasang tampang tak bersalah waktu mereka melihat ke arah seker… =P
Seker ini dingin, banyak angin semilir yang berseliweran. Ini jadi tempat nongkrong terasyik sebelum atau sesudah kuliah. Kalau sudah di sini, godaan untuk tidak kuliah pun semakin besar… hehe..
Seker ini pun beralih fungsi sejak pertengahan tahun 1998. Angkatan TOPAN mungkin masih sedikit mencicipi keasyikan seker ini. Tahun 2006 ini saya naik lagi ke tempat yang sama. Dan saya tak mendapati apa pun… tak ada lagi bangunan yang menjadi salah satu kebanggan saya ini… Hanya sisa pondasi yang ditumbuhi rumput liar. Biarpun tempat itu sudah hilang, namun berjuta kenangan yang mengasyikkan masih hidup di ingatan saya… Bagaimana dengan Anda?
Anti
M 97482 AMWA
2 Comments:
WAH...
setau gue seker kita yang dulu ini sempet dijadikan seker-nya ukm USIK...tetapi entag gara2 kenapa...mereka pindah!!
Ditempat ini:
* Ingat masa-masa maen karambol jadi hal wajib sebelon mulai kuliah.
* Ingat tempat gwa dibaptis jadi "Bedjo".
* Ingat kebiasaan maen bola dilapangan basket.
* Ingat saat "masa pengembaraan" kita..
~470~
Post a Comment
<< Home