MAHITALA - SHOW YOUR FIGHTING SPIRIT
12 October 2011
Profil Ketua Dewan Pengurus XXXIV
Apa kabar semuanya ?
Sudah lama kami tidak mengupdate berita seputar Mahitala Unpar kepada para penikmat Blog Mahitala. Pada kesempatan ini kami ingin mengabarkan bahwa telah terpilih Ketua Dewan Pengurus Mahitala Unpar untuk masa kepengurusan 2011-2012. Profil Ketua Dewan Pengurus XXXIV :
Nomor Anggota Mahitala : M 2009630 AMBR
Fakultas : Teknik Sipil Unpar 2008
Alamat Email : hafizh_sufnir@yahoo.co.id
Hobi : Diving dan bersepeda
Selamat bertugas untuk Ketua Dewan Pengurus yang baru....MAHITALAAAAAAA !!
10 August 2010
ISSEMU Kilimanjaro News Update (12.11 WIB - 20.00 local time) - hari ke tiga pendakian
Beberapa waktu yang lalu HP penghubung dengan medan Operasi Kilimanjaro kembali bergetar. Sebuah pesan singkat yang dikirimkan oleh Ian yang berperan sebagai ketua tim akhirnya tiba.
Tim berhasil mencapai Arrow Glacier Camp di ketinggian 4.800 mdpl dan saat ini mereka sedang beristirahat. Perjalanan hari ini ditempuh dari Lava Camp (4.600 mdpl) selama 2.15 jam. Setelah tiba di Arrow Glacier Camp, tim langsung melakukan plotting (way point) dengan menggunakan GPS Mahitala dan segera melakukan proses aklimatisasi hingga menembus ketinggian 5.000 mdpl. Proses aklimatisasi berjalan dengan baik sehingga dari briefing hari ini dengan guide, tim akan memulai "penyerangan puncak" pada pukul 04.00 waktu setempat. Proses summit attack ditargetkan akan memakan waktu selama 6 jam dan hari itu pula tim akan turun menuju Kemweka Camp selama 7 jam perjalanan tepat seperti yang telah direncanakan.
Ada informasi menarik yang disampaikan oleh tim. Hari ini mereka bertemu dengan tim USA dengan formasi 17 orang anggota tim ekspedisi dengan support penuh 83 orang porter. Sedangkan Tim Indonesian Seven Summits Expedition Mahitala Unpar 2009 - 2012 beranggotakan hanya 4 orang ini hanya ditemani 5 orang porter dan 2 orang guide. Kejadian ini justru menambah semangat mereka bahwa dengan simple team seperti ini kesuksesan yang akan diraih seharusnya sama. Walau dengan suhu 0 derajat celcius disertai angin yang cukup kencang, tim masih dikaruniai fisik dan mental yang kuat hingga saat ini. Ini akan menjadi modal mereka untuk menyelesaikan misi dengan sebaik-baiknya. Mengibarkan bendera Merah Putih di point tertinggi di benua Afrika.
29 July 2010
21 November 2009
Ekspedisi Sudirman di Galamedia
Kelompok Mahasiswa Pencita Alam (Mahitala) Universitas Parahyangan (Unpar) berhasil menaklukkan puncak pegunungan Soedirman, Papua, akhir Februari lalu. Selain itu, Mahitala Unpar pun berhasil memberikan nama pada empat puncak yang belum mempunyai nama di puncak pegunungan Soedirman.
Atas keberhasilannya ini, Mahitala mendapat penghargaan dari Rektor Unpar Bandung, Prof. Cecilia Lauw disaksikan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan dan Wali Kota Bandung Dada Rosada di Aula Serbaguna Unpar, Jln. Ciumbuleuit Bandung, Senin (16/3).
Menurut Rektor, keberhasilan Mahitala ini merupakan keberhasilan Unpar untuk nama Kota Bandung, Jabar, dan Indonesia secara keseluruhan. Terlebih dalam waktu bersamaan kelompok mahasiswa Unpar lainnya, berhasil menunjukkan prestasi di bidang lain, yakni Griselda Raisa yang berprestasi sebagai outstanding delegation dalam Harvard National Model United Nation (HNMUN) dan runner-up dalam Best Business English Speaker in Asia di Universitas Cambridge Singapura.
"Saya sangat bersyukur dan mengapresiasi keberhasilan Mahitala dalam ekspedisi di Papua dan memberikan nama untuk 4 puncak gunung di Papua, juga Griselda Raisa dalam bidang lainnya," ungkapnya.
Sedangkan Ketua Ekspedisi Pegunungan Soedirman, Julius Mario kepada wartawan mengatakan, keberhasilan Mahitala tersebut bukan suatu kebetulan. Seluruh tim telah melakukan sejumlah persiapan, termasuk dalam penghitungan penurunan suhu dan ketinggian.
"Kita merencanakan pendakian ini sudah lama dan baru sekarang ini tercapai. Papua juga akan tetap menjadi tujuan utama kita untuk pendakian-pendakian selanjutnya," jelas Julius saat ditanya mengenai rencana selanjutnya.
Julius mengungkapkan, ekspedisi pegunungan Sudirman di Papua menjadi pengalaman paling berharga bagi 11 mahasiswa yang tergabung dalam Mahitala. Apalagi Mahitala berhasil memberi tanda (nama) untuk empat puncak gunung yang belum diberi nama, yakni puncak Garuda (4.604 mdpl), puncak Merah Putih (4.626 mpdl), puncak Mahitala (4.610 mdpl), dan puncak Unpar (4.526 mdpl).
"Kami sebelummnya melakukan koordinasi dengan berbagai pihak untuk bisa memberikan nama terhadap empat puncak tersebut," jelasnya.
Sedangkan mengenai bantuan Gubernur Jabar sebesar Rp 30 juta, Julius mengungkapkan akan membuat buku tentang perjalanan dan pendakian ke puncak pegunungan Soedirman, termasuk dokumen foto. Tujuannya untuk lebih mengeksplorasi wilayah Indonesia, khususnya tempat wisata yang belum banyak diketahui banyak orang dan tentunya juga pengalaman Mahitala selama ekspedisi pegunungan Soedirman di Papua. (deby.job/B.81)**
link : http://klik-galamedia.com/indexedisi.php?id=20090317&wartakode=20090317111004
Ekspedisi Sudirman di Detik.com
Menurut Farli, ketiga puncak tak bernama yang telah berhasil tim ekspedisi daki diberi nama puncak Merah Putih, puncak Garuda, puncak Mahitala. Lokasi ketiga puncak tersebut berada dekat dengan lembah Idenburg yang menjadi basecamp tim ekspedisi.
Pada Jumat pagi, 30 Januari, tim Engea-1 yang terdiri dari Atan, Dion, Reyner akan menuju puncak Merah Putih melalui jalur pegunungan Alice Ridge. Tim Engea-2 yang terdiri dari Fran, Yoga dan Rangga menuju puncak Garuda melalui jalur patahan yang mereka temukan di danau Idenberg.
Sedangkan sisanya tinggal di basecamp, lembah Idenburg, untuk melakukan komunikasi dengan Tim Engea-1, tim Engea-2 dan Mario di Tembagapura.
Menurut Farli, Tim Engea-2 berhasil mencapai puncak Garuda pada pukul 10.25 WIT, sedangkan Tim Engea-1 berhasil mencapai puncak merah putih pada pukul 10.30 WIT. Perbedaan yang hanya 5 menit itu, dikarenakan posisi kedua puncak yang saling berdekatan.
Kemudian dua sehari setelahnya, pada 1 Februari, tim eskpedisi berangkat menuju puncak Mahitala. Perjalanan menuju puncak Mahitala memakan waktu 3 hari. Tim pendaki tiba di puncak Mahitala sekitar pukul 12.51 WIT, 4 Februari. Tim berhasil mencapai puncak saat cuaca sedang buruk. "Saat itu cuaca sedang turun hujan disertai angin kencang dan kabut turun dengan tebal," ujar Farli saat ditemui di Kampus Unpar, Jalan Ciumbuleuit, belum lama ini.
Puncak terakhir yang menjadi target tim ekspedisi adalah puncak Unpar. Menurut Farli, tim ekspedisi saat ini tengah persiapan untuk mendaki puncak Mahitala "Info terakhir, tim sekarang baru mau mulai beroperasi," ujar Farli saat dihubungi detikbandung, Kamis (5/2/2009).
(ern/ern)
link : http://bandung.detik.com/read/2009/02/05/111458/1079894/683/mahitala-unpar-berhasil-daki-tiga-puncak-tak-bernama
Ekspedisi Sudirman di Kompas.com
BANDUNG, SENIN - Tim Ekspedisi Perhimpunan Mahasiswa Pecinta Alam Mahitala Universitas Katolik Parahyangan berhasil mencapai salah satu puncak Gunung Idenburg di Pegunungan Sudirman, Papua.
Dilansir dari situs resmi Unpar, salah satu tim, yaitu Tim Engea-1, telah meraih Puncak Idenburg (4.626 meter di atas permukaan laut) pada 30 Januari 2009. Puncak itu kemudian dinamai Puncak Merah Putih .
Saat ini, tim ekspedisi juga dalam perjalanan untuk menaklukkan puncak lainnya. Gunung Idenburg adalah salah satu puncak di Pegunungan Sudirman, Papua, yang selama berpuluh-puluh tahun gagal ditaklukkan pendaki Indonesia.
Selama ekspedisi, mereka akan mendokumentasikan keanekaragaman flora dan fauna di tempat itu, termasuk suku-suku pedalamannya.
link : http://www.kompas.com/read/xml/2009/02/02/1847522/mahitala.unpar.capai.puncak.idenburg
27 October 2009
Leuser Treaking by George - M 90437 ADB (bag III)
Day Eight - 26.07.09
[insert picture] Saat mentari hendak menjelang di Camp Tanpa Nama, bulan pun masih belum beranjak di atas lukisan awan
20 October 2009
Leuser Treaking by George - M 90437 ADB (bag II)
Day Four - 22.07.09
Blangbeke – pintu gerbang Loser ditandai dua buah batu bersusun tinggi mirip Chorten yang merupakan ciri khas penanda arah di Himalaya
Day Six - 24.07.09
Day Seven - 25.07.09
Akhirnya Puncak Loser dicapai saat matahari nyaris terbenam, nampak Puncak Leuser menjulang di sisi kiri
19 October 2009
Leuser Treaking by George - M 90437 ADB (bag I)
Pada kali ini kami akan menampilkan berita perjalanan yang dilakukan oleh George (M 90437 ADB). Perjalanan dan cerita George kali ini mengenai pencapaian beliau ke Gunung Leuser, Aceh yang terkenal dengan track panjang dan keindahan alam yang sungguh sangat menakjubkan. Cerita George ini akan dibagi-bagi menjadi beberapa postingan.
Selamat Menikmati
Salam,
M 2000511 ATSA
Beruntung ada kesempatan yang memungkinkan, maka Andy Hermawan dan George Surjopurnomo (M 90347 ADB) bermaksud mendakinya melalui jalur Kedah. Direncanakan berlangsung selama 14 hari dengan menyertakan seorang pemandu dan dua porter, mulai dari tanggal 19 Juli – 1 Agustus 2009. Pendakian menggunakan siege tactic, di mana semua perlengkapan dan logistik diangkut sesuai pergerakan menuju puncak, dan perbekalan “ditimbun” di beberapa lokasi untuk meringankan beban perjalanan.
Ucapan terima kasih setulusnya untuk guide kami NASIR dan porter TOPAN Julpan dan MAISAR yang menyertai dan mendukung penuh perjalanan ini. Terima kasih sudah berbagi banyak khasanah budaya Aceh khususnya Gayo Luwes dan gelang rotan yang dirajut Maisar. Kepada Mr. Jali yang sudah mempersiapkan guide-porter, mengurus perijinan dan menyambut kami di kediamannya. Santoso dan Sandy yang rela bersusah payah mengantar kami ke Kedah dan menjemput kembali ke Medan. Juga keluarga, MAHITALA UNPAR dan teman-teman yang selalu memberikan semangat, dukungan moril dan khususnya doa.
Berikut ini adalah laporan singkat perjalanan lengkap dengan dokumentasi, jalur pendakian, titik koordinat (GPS waypoint) dan catatan lainnya. Semoga dapat bermanfaat mengingat minimnya data atau publikasi mengenai pendakian ke Gunung Leuser, sehingga dapat bermanfaat bagi siapapun yang hendak mengenalnya.
17.07.09
Meninggalkan Jakarta menuju Medan dengan menggunakan Lion Air last flight (9 - 11.20pm). Tiba di Medan dijemput dan menuju kediaman Santoso untuk packing ulang dan beristirahat.
18.07.09
Berangkat subuh dengan kendaraan sewaan – bukan umum (BTN atau Karisma) mengingat dua backpack 95+110 lt. berisi perlengkapan pribadi dan Tim, serta sebuah backpack 80 lt berisi logistik. Rute perjalanan dari Medan menuju Kedah (kaki G. Leuser), melalui Kabanjahe (Sumut), kemudian mengarah ke Utara melintasi perbatasan Sumatera Utara (Sumut) – NAD menuju Kutacane.
Sayang jalan antar propinsi tersebut rusak berat, perbaikan jalan dan jembatan dimana2 tiada yang tuntas, harus ditempuh sekitar 9 - 10 jam sampai di Blankejeren. Ibukota Kabupaten Gayo Luwes (hasil pemekaran DATI-II NAD) ini sangat maju, namun sayang penerangan masih mengandalkan PLTD, jalan bagus dan ekspansi sampai ke desa-desa dan bisa mencapai Kedah dalam sejam. Dari Blankejeren (NAD) lalu belok ke kiri melewati Kutapanjang (kota kecil), desa Palosan dan kira-kira satu jam kemudian tiba di rumah Mr. Jali (Rajali Jamali) - 1.242 dpl, guide perintis Leuser sejak 1980-an. Disambut ramah Mr. Jali yang saat itu rumahnya dijadikan base camp kontraktor jalan raya, kami langsung membahas rencana perjalanan sebelum beristirahat untuk pendakian esok hari.
Pagi hari kami berkenalan dengan guide Nasir, porter Topan dan Maisyar yang ternyata masih belanja logistik dan perlengkapan mereka. Mereka relatif masih muda, terutama Maisyar yang baru setahun tamat SMA. 12AM, cuaca sangat cerah, matahari persis di atas kepala, Tim meninggalkan Kedah menuju arah Barat Daya ke Sinebruk Green - 1,370dpl (bungalow rumah panggung milik Mr. Jali) melewati Wisma Pemda (yang sayang tidak terurus – padahal ada pemandian alamnya). Sempat makan siang di Sinebruk sambil menunggu Nasir dkk repacking dan berpisah dengan Santoso yang langsung kembali ke proyek di Medan.
2PM memulai trekking, masuk hutan lebat yang terjal dan sampai di Tobacco Hut (1,667dpl) 4.30pm – bekas perkebunan yang tidak terawat lagi. Dari sini tampak Kedah hingga Blangkejeren membentang luas di bawah sana. Kira-kira 10 menit kemudian sampailah di batas hutan. Mulai pendakian terjal kemiringan 70 - 80derajat, sekitar satu jam sampai di pertigaan, arah ke kanan untuk mengambil air. Sangatlah meguras tenaga di hari pertama dengan beban luar biasa berat, akhirnya tiba di Simpang Angkasan (2,207dpl) 8.20pm.
Camp site cukup besar dan lapang walau ada di tengah hutan. Di sana sudah berada ekspedisi K0-19 Pencinta Alam Fakultas Teknik Universitas Hasanudin, Makasar yang berangkat pagi hari.
Day Two - 20.07.09