15 August 2009

Berita Elbrus dari ANTARA

Dear all,
Berikut di bawah ini adalah berita dari Antara mengenai proses pendakian Elbrus, Rusia oleh Tim Mahitala - Eiger.

Salam,
M 2000511 ATSA

Jakarta - Tiga tim pendaki dari Indonesia kini bersiap mengibarkan bendera Merah-Putih di puncak barat Gunung Elbrus, 5.642 meter di atas permukaan laut (mdpl), lokasi tertinggi di daratan Rusia dan Eropa, untuk merayakan HUT ke-64 Kemerdekaan Republik Indonesia.

"Menimbang medan dan cuaca yang berubah-ubah, summit attack (menuju puncak) mungkin 16 atau 17 Agustus mulai pukul 02.00 waktu setempat. Perjalanan akan sekitar 8-10 jam," kata Budi Hartono Purnomo (51) dari tim Ekspedisi Elbrus Mahitala-Eiger yang kini berada Pastukhova Rock (4.600 mdpl), Sabtu (15/8).

Budi Hartono Purnomo yang bersama rekan setimnya, Go Sie Ling (51), sudah tiba di Pastukhova Rock (4.600 mdpl).

Budi dan Sie Ling yang juga menyebut diri Indonesian Independence Day Team, berangkat dari Jakarta pada 9 Agustus. Pendakian ke puncak tertinggi di Pegunungan Kaukasus itu diawali dari Moskow, kemudian ke Terskol dan Chaget.

Saat ini, tim Indonesia yang dalam kondisi siap mendaki Elbrus dan mengibarkan Sang Merah Putih, ada tiga.

Di samping Budi dan Sie Ling dua senior anggota Mahasiswa Pecinta Alam Universitas Katolik Parahyangan (Mahitala Unpar) Bandung terdapat Franky Kowaas (46) dari Federasi Mountaineering Indonesia yang kebetulan berjumpa dengan Mahitala-Eiger di Terkol (2.100 mdpl), serta tim TvOne (Miranti, Yanua dan Willy) di Garabashi (3.800 mdpl).

"Nampaknya ketiga tim akan ke puncak bersama. Tetapi waktu untuk menuju ke puncak belum diputuskan," kata Budi yang pada 2007 sukses mendaki puncak Kilimanjaro (5.896 mdpdl), tertinggi di Afrika , dan 2008 puncak Aconcagua (6.962 mdpl), tertinggi di Amerika.

"Medan Elbrus sangat berat. Sejak ketinggian 3.000 mdpl medan penuh salju berketebalan 10-16 cm. Cuaca berubah-ubah. Di Pastukhova Rock suhu siang hari minus 13 derajat celcius," kata Budi, praktisi industri asuransi dan narasumber keuangan yang berdomisili di Jakarta.

Adapun Sie Ling adalah perempuan yang telah pula beberapa kali mendaki pegunungan di Nepal maupun puncak Aconcagua.

Riwayat penjelajahannya ke gunung-gunung tinggi dunia dimulai pada 1983 di pegunungan Jayawijaya, Papua, ketika masih mahasiswi dan bergabung dalam tim Ekspedisi Maoke Mahitala Unpar.

Sekarang dalam pendakian ke puncak atap benua Eropa, dari Terskol menuju Chaget, Sie Ling dan Budi, dalam usianya yang sudah pada setengah abad, memilih berjalan kaki daripada menaiki kereta gantung.

Ketika dari Garabashi ke Pastukhova Rock, mereka juga menolak menggunakan mobil gunung.

Bagi Sie Ling, pendakian ke Pastukhova Rock dengan waktu tempuh sembilan jam penting untuk aklimatisasi selain merupakan watak yang terbentuk di lingkungani Mahitala yaitu mencapai keberhasilan melalui jalan yang tidak selalu harus mudah.

"Kami dididik di Mahitala memang seperti ini. Datang jauh-jauh, ada bukit es yang bisa didaki, kami lakoni," kata Sie Ling, warga Maribaya, Lembang, Bandung.(feb/ant)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home