22 December 2008

Aconcagua Done !

Dear Mahitol dan Mahitil, Dibawah ini adalah salinan email yang dikirimkan BHP dalam rangkaian perjalanan ke Aconcagua dan Cerro Tore di Amerika Selatan. Perjuangan tak kenal lelah membuahkan hasil yang sangat menabjubkan. Pada tanggal 14 Des 2008 Bendera Mahitala berhasil dikibarkan di puncak tertinggi di benua Amerika Selatan yang juga termasuk salah satu rangkaian dalam 7 summit. Selamat menikmati !

aukkkk,

M 2000511 ATSA


=================================





Dear rekan rekan semua, salam Mahitala.....

Berhubung sarana komunikasi yang tidak ada, baik signal HP, Telp satelit dan Internet, maka kami baru dapat mengabarkan bahwa Tim Ekspedisi Aconcagua (6962M) MAHITALA UNPAR telah menjejakkan kaki di Puncak tertinggi benua Amerika Selatan itu hari Minggu 14 Des 2008 jam 5.10 pm, semua dapat terjadi karena kuasa Tuhan dan bantuan Nya, karena sejak pukul 14 Puncak Aconcagua selalu tertutup awan gelap, badai salju masih mengancam, sehingga membuat was was setiap pendaki. Namun Tuhan menghendaki lain, ketika kami menuju Puncak, cuaca berubah cerah, langit biru dan angin menjadi tenang.

Pukul 5.10 pm, tgl 14 Des itu bendera Merah Putih sdh berkibar megah di Puncak tertinggi benua Amerika Selatan itu.

Pendakian Minggu itu sungguh sangat berat dan penuh ketidak pastian. Kami telah bangun pagi jam 3 pagi dari Camp 3 (Camp Cholera di ketinggian 6000M), yang kami bangun darurat setelah 2 hari sebelum nya kami di serang badai salju (white storm) pada ketinggian 5350 M, menjelang Camp 2. Selama 18 jam kami tdk dapat tidur atau beraktivitas lain nya, kecuali duduk dalam tenda, dengan temperatur -30C,salju dan es tembus ke tenda sehingga di dasar tenda terdapat lapisan es setebal 1cm.

Seteleh persiapan pagi, jam 5.30 pagi kami mulai mendaki dengan perlengkapan lengkap, sepatu double boot, lengkap dengan Crampon nya, Ice Axe, Trekking Pole serta perlengkapan pendakian es lainnya. Pendakian menjadi sangat berat, selain karena suhu ekstrim juga karena pengaruh altitude(ketinggian) yang sangat berpengaruh pada sistim pernafasan kami yang mulai sesak dan mempengaruhi kesadaran dan sistim kontrol kami.Jam 10 kami baru sampai pada suatu tempat yang disebut Independenzia (6400M), udara agak hangat karena matahari, tapi kondisi kami tdk menjadi lebih baik, melemah malah. Jam 14, baru mencapai Canalatea di 6600M, kami sekedar istirahat, minum dan memompa tenaga terakhir untuk mencapai puncak. Perjalanan selanjut nya makin sengsara, beberapa pendaki negara lain mulai bertumbangan dan turun, juga Mountain Guide kami sdh nyerah, saran kan kami mundur saja, karena cuaca dan keterbatasan waktu, karena kami harus bisa mencapai kembali Camp 3 (Camp Cholera di 6000M untuk bermalam). Akhir nya dengan tekad kuat dan kehendak Tuhan kami mampu menjejakkan kaki di Puncak tertinggi Amerika selatan, yaitu Puncak Aconcagua (6962M). Terima kasih atas doa dan dukungan rekan rekan semua selama ini.

Tim Ekspedisi Aconcagua (6962M) MAHITALA UNPAR, berangkat tgl 29 Nop dari Jakarta, via Kualalumpur-Johanesburg-CapeTown, langsung ke Buenos Aires. Tiba di Buenos Aires 30 Nopember, setelah nginap semalam 1 Des terbang ke Mendoza, kota di kaki Peg.Andes yang merupakan gerbang ke Aconcagua. Kota ini sangat apik, sejuk di ketinggian 700M, terkenal dengan wine & steak nya yang kata orang termasuk ´´one of the best in the world´´.

Tgl 2 Des mengurus perijinan di Mendoza (A$ 1000 per org), baru menuju Punta del Inca untuk nginap semalam. Kami sengaja ambil Vacas Route, yang lebih jauh dan berat di banding normal route.

Tgl 3 Des(Rabu) mulai pendakian ke Pampa de Lenas(2800M) dari ujung Vacas Route yang membutuhkan lama perjalanan selama 6 jam.Medan batu lepas yang sulit dan melelahkan dan menyusuri Lembah Sungai Vacas.Kami bermalam di Pampa de Lenas dgn acara makan malam BBQ. Kamis 4 Des, kami melanjutkan ke Casa de Piedra (3200M), medan lebih berat dan jauh, sungguh melelahkan. Pantas orang menyebut Peg Andes, khusus nya Aconcagua adalah ´´the land of rock and snow´´ karena di mana mana hanya batu dan salju. Jumat 5 Des kami menuju Base Camp : Plaza Argentina (4200M) selama 8 jam, medan yang sangat berat.Sabtu 6 Des kami beristirahat dan aklimatisasi di Base Camp, untuk Minggu 7 Des kami menuju Camp 1(5000M), taruh sebagian barang dan turun lagi ke Base Camp Plaza Argentina untuk tidur dan aklimatisasi di Base Camp. Senin 8 Des kami istirahat di Base Camp dan Selasa 9 Des kami menuju kembali ke Camp 1 (5000M) untuk mulai pendakian tahap selanjut nya. Rabu 10 Des kami aklimatisasi di Camp 1, latihan traversing, penyelamatan dgn Ice Axe, trekking pole, seandai nya kami terjatuh dan terpeleset, cara cara penyelamatan dll.Kamis 11 Des, kami mulai menuju Camp 2 di 5800 M. Medan sangat sulit, salju tebal selutut, hutan Penitentes (stalagtit es yang terbentuk karena angin dan matahari) cukup menyulitkan kami. Nah hari Kamis ini pada ketinggian 5350 M, sebelum sampai di Camp 2 kami di serang badai salju (white storm) yang sangat ditakuti dan menjadi momok di Aconcagua. White Storm datang mendadak dan jarang orang yang bertahan terhadap serangan badai salju itu.

Sore itu jam 14, sebagian besar pendaki lain segera turun ke Base Camp Plaza Argentina yang di anggap aman, ada 6 pendaki muda Inggris yang juga batalkan pendakian, krn sakit. Kami membangun tenda di ketinggian 5350M dalam suasana badai dan beku, dan bertahan selama 18 jam, hanya duduk memegangi tenda , bertahan terhadap serangan badai salju itu. Sementara kawan kawan lain, Base camp Manager dan Petugas National Park sangat mengkhawatirkan keselamatan kami.Kondisi kami sdh porak poranda, sengsara dan ´´remuk-redam´´, kami hanya bisa bertahan karena perlindungan Tuhan.Jumat 12Des ketika cuaca mulai reda, kami memikirkan untuk mencari alternatif lain setelah 2 hari di hadang badai salju dahsyat itu yang diikuti kecepatan angin sampai 100 km per jam dan temperatur -20C. akhirnya kami memutuskan untuk membangun Camp 3, menyimpang ke kanan di ketinggian 6000M untuk hindari badai salju. Sabtu 13 Des itu dengan susah payah kami mobilisasi ke Camp 3, Camp Cholera di 6000M untuk persiapan Summit Attack. Kondisi kami terus menurun, karena beberapa hari tdk tdr, kurang makan, serangan hawa dingin. Ada teori bahwa sebaik nya istirahat beberapa hari , baru Summit Attack setelah segar. Tapi kami berpendapat lain. Semakin lama kami di High Altitude, maka badan kami semakin melemah dan akan gagal untuk Summit Attack, jadi kami putuskan harus Summit Attack Minggu 14 Des atau tidak sama sekali karena akan gagal. Karena itu kami persiapkan dengan baik. Sabtu kami mobilisasi ke Camp 3 selama 6 jam. Sore jam 18 baru selesai membangun Camp 3 di tengah hujan salju. Minggu dengan kehendak Tuhan kami berhasil mencapai Puncak Aconcagua (6962M) jam 5.10pm...

Satu hal teman teman, ketika saya dengan gontai jalan turun ke Base Camp Plaza Argentina, banyak bertemu dengan belasan pendaki lain yang mau ke atas. Mereka semua berhenti dan memberi salam : Congratulations, you have done the great job.....Saya heran, padahal saya tdk kenal mereka. saya terharu, banyak yang minta potret bersama. Kok mereka kenal dan tahu saya ? Rupa nya masalah menjadi jelas ketika tiba di Base Camp. Rupa nya ketika serangan badai salju(white storm Kamis - Jumat itu hingga pendakian saya sampai Summit Attack, di relay oleh radio gunung oleh National Guarda Parque Aconcagua dan di relay oleh seluruh Klub adventures yang lagi melakukan pendakian. Mereka me relay bahwa saya bertahan terhadap serangan badai salju (White Storm) itu, mereka saling memberitauhann posisi saya, hingga saya berhasil Summit Attack Minggu itu juga di relay oleh mereka. Nanti rekan SieLing yang banyak menceriterakan akan hal itu. Saya sangat terharu dengan perhatian sesama pendaki itu.

Salam dari Patagonia, kami akan mendaki Cerro Solo dan Fritz Roy di ujung selatan Amerika Latin ini.


Salam&hormat,

Budi Hartono Purnomo&SieLing

0 Comments:

Post a Comment

<< Home